Hari ini, hari Senin, belum begitu banyak pekerjaan kantor yang harus dikerjakan. So, better kita browsing browsing aja......buka buka yahoo.com, pasti ada update berita terbaru....hwhwhwhw
Eh dapat nemu artikel keren yang cucok banget sama saya saat ini hehehehe, judulnya sangat "eye catching" banget:
Alasan Pria Menikahi Wanita...ihirrr
Mau tau jawabannya? this it, saya sharing:
9 hal yang membuat pria memutuskan untuk menikahi pasangannya :
1. Bisa merawat tubuhSudah lama pacaran, lalu
semakin malas menjaga tubuh dan merawat wajah karena merasa "toh sudah
punya pacar ini". Bahkan sampai saat menikahpun, kewajiban perempuan
yang utama terhadap diri sendiri adalah menjaga kesehatan tubuh dan
merawat dirinya. Merawat diri bisa diterapkan berbeda-beda oleh setiap
perempuan. Namun intinya, sejak jaman kerajaan, di negara bagian belahan
manapun, sudah menjadi hal yang wajar bahwa perempuan diharapkan untuk
selalu bersih, wangi, rapi dan tampil terawat. Pertanyaan laki-laki
kemudian, kalau dia sendiri tidak bisa merawat dirinya sendiri,
bagaimana dia bisa merawat pasangannya?
2. Bisa menjadi partner apapun dalam berumah tangga.Terkadang
perempuan maunya berperan hanya sebagai kekasih yang dimanja dan
diperhatikan, tanpa berpikir bahwa ia perlu berperan sebagai sosok yang
bisa fleksibel dalam hubungan. Dalam hal ini, laki-laki tidak hanya
membutuhkan perempuan sebagai partner dalam hubungan kekasih, tetapi
juga bisa mengalokasikan waktu untuk berpikir saat pasanganmu curhat
tentang solusi yang dibutuhkan dalam pekerjaan, ikutan memberikan
solusi, atau jadi partner belajar, partner bekerja, bisa berperan
sebagai kakak, ibu atau orangtua. Maksudnya menjadi partner ini bukan
lalu mengikuti kemanapun ia pergi, namun ikut berkontribusi dalam
memberikan solusi saat laki-laki sedang menghadapi masalah pekerjaan
atau apapun.
3. Laki-laki diberi kebebasan yang bertanggungjawabBoys
are boys even when they are married. Maksudnya adalah laki-laki pada
dasarnya suka bermain dan berkumpul bersama teman-temannya. Oleh karena
itu, berikan waktu atau kesempatan baginya untuk bermain sesuai hobinya
dan berkumpul dengan teman-teman yang tentunya bisa kamu percaya dan
iapun dapat mempertanggungjawabkan kegiatannya.
4. Bisa membuat pasangan merasa nyaman dan menjadi diri sendiriMungkin
kamu merasa bahwa ingin membantu agar pasanganmu berubah menjadi yang
lebih baik setiap saat. Namun, tidak perlu memberikan kritikan setiap
saat sehingga malah membuat pasangan takut menunjukkan diri sendiri yang
sebenarnya dihadapanmu. Sampaikan masukan atau kritikan dengan tertata
dan menyenangkan untuk didengar.
5. Bisa menerima perbedaan.Ingat, dasar
pernikahan adalah cinta. Cinta diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa untuk
menolak adanya perbedaan. Cinta menjadi pendobrak perbedaan fisiologis
dan psikologis antara kamu dan pasangan kamu. Ketika kamu sudah dianggap
bisa menerima pasangan kamu yang pasti berbeda dengan kamu, pasti
pasangan kamu tidak ragu-ragu menjadikan kamu sebagai pelengkap tulang
rusuknya yang hilang.
6. Bisa menjadi "baby sitter" yang handal.Baby
sitter disini bukan berarti kamu adalah pengasuh bayi yang mumpuni dari
Yayasan Penyalur yang memiliki nama. Laki-laki secara kodrat dan alami
memiliki peran menghidupi keluarga dengan kekuatan dan sisi "macho" yang
dimiliki, tetapi laki-laki tetap berharap bahwa sisi maskulinitasnya
tidak akan berjalan dengan baik, jika tidak ada yang "mengurus"
hidupnya. Jadi kamu harus siap menjadi pendamping yang akan mengurus
"kesayangan" (baca: baby) kamu, khususnya dalam hal lahiriah seperti
menyiapkan masakan kesukaan atau menyemangati pasangan ketika lelah,
mengingatkan beberapa perjanjian dengan teman atau kliennya, dsb.
Kalaupun tidak bisa memasak makanan yang kompleks, cobalah satu atau dua
resep memasak makanan ringan atau membuatkan minuman kesukaan.
7. Bisa menjadi sosok "terbaik" bagi hidupnya.Kesulitan
seorang laki-laki untuk menyatakan "nikah yuuuk...." kadang disebabkan
karena dia masih memiliki sosok yang dianggap lebih baik dari kamu.
Sebagian besar laki-laki masih melihat Ibu sebagai sosok perempuan yang
terbaik, meski yang lebih parah mungkin ada yang berpikiran bahwa mantan
pacarnya adalah sosok yang terbaik. Ini menjadi tantanganmu untuk
membuktikan bahwa kamu adalah sosok yang melebihi mantan kekasih
pasangan kamu, bahkan kalau perlu pasanganmu melihat sosok yang bisa
berperan sebagai ibu dalam kehidupanmu. Bagaimana? Kamu perlu mencari
tahu seperti apa sih sosok perempuan yang dianggap terbaik bagi
pasanganmu. Perlu dicatat, kamu tidak perlu menirunya, tetapi kamu
menjadi diri sendiri dan menunjukkan "kompetensi"mu sebagai sosok
perempuan yang terbaik.
8. Kamu benar-benar menginginkan dia sebagai pribadi, bukan uangnya atau pekerjaannya.Laki-laki
adalah pribadi yang diciptakan berpikiran ekonomis, bahkan
seroyal-royalnya seorang laki-laki pasti akan merasa tidak nyaman
apabila menghadapi pasangan yang secara nyata "matre". Ketika kamu
serius ingin melanjutkan hubungan yang lebih serius, kenali secara
mendalam pekerjaannya, sehingga kamu akan memahami apa yang akan
dikerjakan pasangan kamu. Begitupun, meski materi adalah hal yang
penting dalam sebuah pernikahan, hindari kamu terlihat secara gamblang
seakan-akan hanya memanfaatkan atau menginginkan harta yang dimiliki
pasangan kamu. Karena kalau kamu melakukannya, mungkin pasangan kamu
akan mundur secara teratur dan diam-diam.
9. Setia dan tulus dalam membina hubunganFinalnya,
kamu harus bercermin, bisakah kamu menjadi pribadi yang setia dan tulus
bagi pasangan kamu. Setia diperlukan karena prinsip pernikahan adalah
seorang individu yang mengikat janji dengan seorang individu yang lain,
bukan dengan beberapa individu. Kamu pun berhak menuntut hal yang sama
kepada pasangan kamu, setelah pasangan kamu menyatakan hubungan yang
serius. Ketulusan mendasari semua hal yang diperlukan bahkan termasuk
visi, prinsip, mimpi, kebiasaan, dan proses selanjutnya ketika kamu dan
pasangan benar-benar menjalani hubungan pernikahan. Apabila kamu belum
bisa tulus, kamu akan kesulitan menjalani peran kamu kelak sebagai
seorang pendamping hidup bagi pasangan kamu, karena dalam perjalanan
bahtera pernikahan, pasti akan menghadapi ombak dan badai yang kadang
muncul menerpa.
Komunikasi dengan pasangan kamu tentang tujuan hubungan kalian
menjadi proses yang mutlak dijalani, sehingga rencana pernikahan bukan
hanya keputusan spontan yang pada akhirnya akan ditindaklanjuti dengan
proses hidup yang normatif dan tidak diharapkan, baik oleh kamu maupun
pasangan. Tetapi tidak ada salahnya kan, kalau kamu mengukur diri dengan
berkaca dan berintrospeksi diri.
Masih banyak hal-hal yang bisa dijadikan parameter bagimu dalam
berkaca pada sebuah cermin hidup, sebelum mendiskusikan keinginan dan
arah keberlangsungan hubungan bersama pasangan. Apakah kamu yakin bahwa
pasangan kamu sangat mengharapkanmu? Apakah pasangan kamu akan tertarik
dengan kamu sehingga dia yakin akan menyatakan ".....ehh.....nikah
yuuuuk......" atau "would you be my wife?"
================================================================
Hope.....hope........hope............hope...........semoga suatu saat ada yang menyatakan itu padaku ahaakahakhak