Minggu, 21 September 2014

Alasan Pria Menikahi Wanita

Hari ini, hari Senin, belum begitu banyak pekerjaan kantor yang harus dikerjakan. So, better kita browsing browsing aja......buka buka yahoo.com, pasti ada update berita terbaru....hwhwhwhw

Eh dapat nemu artikel keren yang cucok banget sama saya saat ini hehehehe, judulnya sangat "eye catching" banget:

Alasan Pria Menikahi Wanita...ihirrr

Mau tau jawabannya? this it, saya sharing:


9 hal yang membuat pria memutuskan untuk menikahi pasangannya :

1. Bisa merawat tubuh
Sudah lama pacaran, lalu semakin malas menjaga tubuh dan merawat wajah karena merasa "toh sudah punya pacar ini". Bahkan sampai saat menikahpun, kewajiban perempuan yang utama terhadap diri sendiri adalah menjaga kesehatan tubuh dan merawat dirinya. Merawat diri bisa diterapkan berbeda-beda oleh setiap perempuan. Namun intinya, sejak jaman kerajaan, di negara bagian belahan manapun, sudah menjadi hal yang wajar bahwa perempuan diharapkan untuk selalu bersih, wangi, rapi dan tampil terawat. Pertanyaan laki-laki kemudian, kalau dia sendiri tidak bisa merawat dirinya sendiri, bagaimana dia bisa merawat pasangannya?
2. Bisa menjadi partner apapun dalam berumah tangga.
Terkadang perempuan maunya berperan hanya sebagai kekasih yang dimanja dan diperhatikan, tanpa berpikir bahwa ia perlu berperan sebagai sosok yang bisa fleksibel dalam hubungan. Dalam hal ini, laki-laki tidak hanya membutuhkan perempuan sebagai partner dalam hubungan kekasih, tetapi juga bisa mengalokasikan waktu untuk berpikir saat pasanganmu curhat tentang solusi yang dibutuhkan dalam pekerjaan, ikutan memberikan solusi, atau jadi partner belajar, partner bekerja, bisa berperan sebagai kakak, ibu atau orangtua. Maksudnya menjadi partner ini bukan lalu mengikuti kemanapun ia pergi, namun ikut berkontribusi dalam memberikan solusi saat laki-laki sedang menghadapi masalah pekerjaan atau apapun.
3. Laki-laki diberi kebebasan yang bertanggungjawab
Boys are boys even when they are married. Maksudnya adalah laki-laki pada dasarnya suka bermain dan berkumpul bersama teman-temannya. Oleh karena itu, berikan waktu atau kesempatan baginya untuk bermain sesuai hobinya dan berkumpul dengan teman-teman yang tentunya bisa kamu percaya dan iapun dapat mempertanggungjawabkan kegiatannya.
4. Bisa membuat pasangan merasa nyaman dan menjadi diri sendiri
Mungkin kamu merasa bahwa ingin membantu agar pasanganmu berubah menjadi yang lebih baik setiap saat. Namun, tidak perlu memberikan kritikan setiap saat sehingga malah membuat pasangan takut menunjukkan diri sendiri yang sebenarnya dihadapanmu. Sampaikan masukan atau kritikan dengan tertata dan menyenangkan untuk didengar.
5. Bisa menerima perbedaan.
Ingat, dasar pernikahan adalah cinta. Cinta diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa untuk menolak adanya perbedaan. Cinta menjadi pendobrak perbedaan fisiologis dan psikologis antara kamu dan pasangan kamu. Ketika kamu sudah dianggap bisa menerima pasangan kamu yang pasti berbeda dengan kamu, pasti pasangan kamu tidak ragu-ragu menjadikan kamu sebagai pelengkap tulang rusuknya yang hilang.
6. Bisa menjadi "baby sitter" yang handal.
Baby sitter disini bukan berarti kamu adalah pengasuh bayi yang mumpuni dari Yayasan Penyalur yang memiliki nama. Laki-laki secara kodrat dan alami memiliki peran menghidupi keluarga dengan kekuatan dan sisi "macho" yang dimiliki, tetapi laki-laki tetap berharap bahwa sisi maskulinitasnya tidak akan berjalan dengan baik, jika tidak ada yang "mengurus" hidupnya. Jadi kamu harus siap menjadi pendamping yang akan mengurus "kesayangan" (baca: baby) kamu, khususnya dalam hal lahiriah seperti menyiapkan masakan kesukaan atau menyemangati pasangan ketika lelah, mengingatkan beberapa perjanjian dengan teman atau kliennya, dsb. Kalaupun tidak bisa memasak makanan yang kompleks, cobalah satu atau dua resep memasak makanan ringan atau membuatkan minuman kesukaan.
7. Bisa menjadi sosok "terbaik" bagi hidupnya.
Kesulitan seorang laki-laki untuk menyatakan "nikah yuuuk...." kadang disebabkan karena dia masih memiliki sosok yang dianggap lebih baik dari kamu. Sebagian besar laki-laki masih melihat Ibu sebagai sosok perempuan yang terbaik, meski yang lebih parah mungkin ada yang berpikiran bahwa mantan pacarnya adalah sosok yang terbaik. Ini menjadi tantanganmu untuk membuktikan bahwa kamu adalah sosok yang melebihi mantan kekasih pasangan kamu, bahkan kalau perlu pasanganmu melihat sosok yang bisa berperan sebagai ibu dalam kehidupanmu. Bagaimana? Kamu perlu mencari tahu seperti apa sih sosok perempuan yang dianggap terbaik bagi pasanganmu. Perlu dicatat, kamu tidak perlu menirunya, tetapi kamu menjadi diri sendiri dan menunjukkan "kompetensi"mu sebagai sosok perempuan yang terbaik.
8. Kamu benar-benar menginginkan dia sebagai pribadi, bukan uangnya atau pekerjaannya.
Laki-laki adalah pribadi yang diciptakan berpikiran ekonomis, bahkan seroyal-royalnya seorang laki-laki pasti akan merasa tidak nyaman apabila menghadapi pasangan yang secara nyata "matre". Ketika kamu serius ingin melanjutkan hubungan yang lebih serius, kenali secara mendalam pekerjaannya, sehingga kamu akan memahami apa yang akan dikerjakan pasangan kamu. Begitupun, meski materi adalah hal yang penting dalam sebuah pernikahan, hindari kamu terlihat secara gamblang seakan-akan hanya memanfaatkan atau menginginkan harta yang dimiliki pasangan kamu. Karena kalau kamu melakukannya, mungkin pasangan kamu akan mundur secara teratur dan diam-diam.
9. Setia dan tulus dalam membina hubungan
Finalnya, kamu harus bercermin, bisakah kamu menjadi pribadi yang setia dan tulus bagi pasangan kamu. Setia diperlukan karena prinsip pernikahan adalah seorang individu yang mengikat janji dengan seorang individu yang lain, bukan dengan beberapa individu. Kamu pun berhak menuntut hal yang sama kepada pasangan kamu, setelah pasangan kamu menyatakan hubungan yang serius. Ketulusan mendasari semua hal yang diperlukan bahkan termasuk visi, prinsip, mimpi, kebiasaan, dan proses selanjutnya ketika kamu dan pasangan benar-benar menjalani hubungan pernikahan. Apabila kamu belum bisa tulus, kamu akan kesulitan menjalani peran kamu kelak sebagai seorang pendamping hidup bagi pasangan kamu, karena dalam perjalanan bahtera pernikahan, pasti akan menghadapi ombak dan badai yang kadang muncul menerpa.
Komunikasi dengan pasangan kamu tentang tujuan hubungan kalian menjadi proses yang mutlak dijalani, sehingga rencana pernikahan bukan hanya keputusan spontan yang pada akhirnya akan ditindaklanjuti dengan proses hidup yang normatif dan tidak diharapkan, baik oleh kamu maupun pasangan. Tetapi tidak ada salahnya kan, kalau kamu mengukur diri dengan berkaca dan berintrospeksi diri.
Masih banyak hal-hal yang bisa dijadikan parameter bagimu dalam berkaca pada sebuah cermin hidup, sebelum mendiskusikan keinginan dan arah keberlangsungan hubungan bersama pasangan. Apakah kamu yakin bahwa pasangan kamu sangat mengharapkanmu? Apakah pasangan kamu akan tertarik dengan kamu sehingga dia yakin akan menyatakan ".....ehh.....nikah yuuuuk......" atau "would you be my wife?"


================================================================
Hope.....hope........hope............hope...........semoga suatu saat ada yang menyatakan itu padaku ahaakahakhak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar